Thursday 30 October 2014

Odontectomy Part 1

Akhirnya sempat menulis lagi..
Persiapkan waktu anda, karena ceritanya akan sedikit panjang,hahahha
Kali ini aku mau share tentang operasi 2 gigi geraham bungsuku(kanan dan kiri) yang impacted(terkubur dalam gusi)
Well,buat yang gak tahu gigi geraham bungsu itu gigi geraham paling belakang yang biasanya tumbuh di sekitar usia 20 tahun. Saat gigi ini tumbuh secara normal pun biasanya kita akan merasa sakit bahkan kadang sampai ada yang seperti masuk angin(nggregesi). Apalagi jika gigi yang sering disebut wisdom teeth ini tumbuhnya tidak normal alias impacted seperti ini

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtJaC3IMA7Ie0EJveYxqqnihoFhHNDB063W7CeS1mI2xzqRH_hsw68yeZ_l7zLhgSrV5dQdFm4emsFZhI4cATndItHf2Xn2kVWahGR6DEE5hfQ-lYcu5YM_qmJPbnJfI_TkbUyfOZyuqc/s1600/impacted+8+wisdom.jpg
Berbulan-bulan saya merasakan sakit disekujur tubuh saya setiap badan terasa lelah. Dari kepala hingga tangan rasanya kaku semua. Badan panas dan urat-urat dikepala terasa sangat kencang. Sebelumnya saya tidak mengira ini semua disebabkan oleh gigi. Hingga wisdom teeth yg sebelah kiri muncul sedikit ke permukaan dan selalu sakit jika terkena nasi. Saya masih berpikir ini sakit gigi biasa,mungkin gigi saya berlubang. Awalnya saya ke puskesmas karena memang saya cocok dengan dokter disana sejak kecil. Begitu memeriksa mulut saya, sang dokter langsung bilang "Aduh,impacted ini mbak geraham bungsunya. Harus rujuk ke RSU karena sini tidak ada alatnya, mungkin nanti akan dilakukan tindakan operasi kecil. " saat itu rasanya langsung "deg" dipikiran saya, duh cabut gigi biasa saja saya nguatin hati beberapa hari sampe berani, ini harus operasi, meski operasi kecil kan namanya tetap operasi. Ah, akhirnya setelah mendapat surat rujukan untuk ke RSU saya memutuskan untuk pulang ke rumah, bukan langsung ke RSU. Saya memberitahukan kepada orang tua saya. Mereka menyarankan untuk segera ke RSU.
Dua haari setelah itu saya diantar oleh ibu saya ke RSU. Maklum, saya takut kalau sendiri saya gak jadi masuk ke ruang dokter karena takut, hahaha.. Setelah mendapat nomor antrian kami menuju ke lantai 2 RSU di poli gigi. Ternyata dokter baru akan mulai memeriksa satu jam lagi. Ah, bikin deg degan aja. Saya menunggu dengan perasaan yang entahlah,hahaha. Lebay mungkin ya, yah tapi emang gitu sih yang saya rasakan.
Tetoretoret..
Akhirnya sang dokter masuk ruangan dan mulai memanggil pasien satu-persatu. Makin deg degan,hahaha. Fiuh, akhirnya nama saya dipanggil. Saya menarik tangan ibu untuk ikut masuk ke dalam, wkwkwkwk. Disana awalnya saya ditanya keluhan-keluhannya kemudian diperiksa. Daaaaannn, lagi begitu sang dokter melihat ke dalam mulut saya, dia tidak jadi mencabut gigi saya. Dokter menyarankan saya untuk rontgent terlebih dahulu. Okeee, makin aneh ini sepertinya perasaan saya.
Saya turun kebawah membawa rujukan rontgent dari dokter. Kelar rontgent ternyata hasilnya bisa langsung ditunggu. Well, kami menunggu kembali. Begitu rontgent jadi saya buka hasilnya, dan saya lihat. Gigi yang saya rasakan sakit(geraham bungsu sebelah kiri) letaknya memang sedikit miring. Saya berfikir oh ini yang namanya impacted. Saya sama sekali tidak mengecek yang sebelah kanan.
Kemudian kami kembali ke lantai dua, untuk menyerahkan hasil rontgent ke dokter tadi. Sampai disana ada seorang ibu yang siap menjalani operasi kecil jadi saya harus mengantri lagi, dan mendengarkan dari luar si ibu sedang diobok-obok mulutnya oleh sang dokter. Duh Ya Allah, gak ngerti deh, gak kebayang rasanya. Berkesempatan pula melihat si ibu keluar dengan ekspresi yang yah, seperti itu lah. Huhuhuhu..
Tiba giliran saya masuk ke dalam. Sang dokter memeriksa hasil rontgent saya. Kemudian langsung berkata "Wah, ini harus dirujuk ke Sardjito. Disini tidak bisa karena ini horizontal impacted." Saya gak bisa ngomong apa-apa cuma bisa pegang pipi saya. Dokter melanjutkan "Ini lihat, yang kanan kan. Giginya tumbuh mendatar menumbuk gigi sebelahnya dan akar giginya mengenai syaraf. Di RSU Tidar peralatannya masih kurang lengkap jadi harus ke Sardjito." Wait, saya berpikir sejenak mengingat-ingat kanan mana kiri mana. Hahahaha, bodoh ya. Saya lupa kanan kiri. Kemudian saya berkata pada dokter "Dok, bukankah tadi yang diperiksa yang sebelah kiri, dan memang yang sering saya rasakan sakit yang sebelah kiri." Kemudian dokter melihat kembali hasil rontgent "Wah, iya ini. Jadi dua-duanya harus diambil. Yang kanan horizontal impacted yang kiri partial eruption."
Ini dia penampakan hasil rontgent, lihat gigi bawah pojok kanan dan pojok kiri
 
Oh Myyyyyy..Can you imagine what I feel??
Speechless makkk..
Cuma bisa nelen ludah sama pegang pipi. Dipikiran saya, saya harus ke Sardjito. Saya bakal dioperasi, padahal posisisnya sebentar lagi anak-anak tes semesteran. Saya mengutarakan hal ini pada ibu saya, kemudian ibu saya yang angkat bicara.
"Dok, apa ini darurat harus segera dibawa ke Sardjito?Karena harus menunggu libur dulu baru mungkin baru ada waktu"
"Tidak bu, asalkan mbaknya masih kuat menahan rasa sakitnya tidak masalah mau kapan, tapi kalu bisa secepatnya." Well, saya sedikit lega tidak harus meninggalkan anak-anak saat mereka mau tes. Saya harus bisa bertahan sekitar 3 minggu sampai anak-anak selesai tes. Oleh dokter saya dibekali obat penghilang rasa sakit.
Ternyata sangat tidak mudah. Hahahaha, hampir setiap malam saya saya merasakan sakit. Terutama saat badan saya lelah. Pulang ngajar saya pasti langsung masuk kamar, guling-guling ditempat tidur. Pegangin kepala, kalau kata ibu sampai kaya orang kesurupan. Urat-urat dikepala saya sampai kelihatan kencang-encang dari luar. Sedikit bocoran, hampir tiap malam saya nangis nahan sakit sambil pijitin leher sampai tangan pakai counterpain. Gak pernah lepas dari counterpain saya.
Ibu juga sampai sering gak bisa tidur nemenin saya.Dan selama itu, saya tidak makan nasi sama sekali. Karena sakit saat ada nasi nyasar ke gigi yang sebelah kiri. Saya hanya makan roti dan bubur.
Begitu anak-anak selesai tes, les langsung saya liburkan meski sekolah anak-anak belum libur. Saya langsung mengurus surat-surat untuk bisa dirujuk ke Sardjito. Surat-surat beres, saya langsung menuju ke Sardjito dengan perasaan tak menentu karena saat itu saya baru saja memutuskan untuk berpisah dengan pacar saya yang telah berjalan sekitar 3 tahun karena suatu alasan yang yah cukup menyedihkan sebenarnya, eh apa ini malah curhat,hahahha skip. Akhirnya saya sampai di Sardjito, saya mendaftar di bagian pendaftaran. Kemudian menuju ke Poli Bedah Mulut (bukan ke poli gigi lagi). Antri lumayan lama. Tiba giliran saya, berkas-berkas diurus oleh Drg. Arya Kusuma Agraha. Dilihat dan didiskusikan dengan dokter yang lain. Kemudian memberikan saya penjelasan beserta pilihan.
"Mbak Iga, ini  kanan kiri gigi geraham bungsu yang bawah mengalami impacted. Yang kiri partial eruption yang kanan horizontal impacted dan akarnya sudah mengenai syaraf jadi harus diangkat. Kalau tidak diangkat ya Mbak Iga akan lebih serig mengalami sakit karena syarafnya terus terdesak, dan bisa timbul  abses atau kebengkakan yang bisa terisi nanah. Jadi ini harus dicabut 4 gigi." saya kaget "Hah, 4 gigi dok? Bukankah yang bermasalah hanya 2?"
"Ya, yang bermasalah hanya 2. Tapi, pasangannya yang atas juga harus ikut dicabut karena kalau tidak akan tumbuh memanjang dan mengganggu gusi yang bawah nantinya." Gak kebayang kan dalam sekali bakal kehilangan 4 gigi. Oh God. Kemudian ibu saya bertanya "Apa gak ada alternatif lain dok?" kemudian dokter arya melihat hasil rontgent saya. "Bisa saja ini yang atas tidak dicabut, tapi nanti beberapa bulan setelah ini haru dipasang kawat untuk menarik ke depan" Huff, harus pakai behel, dan biasanya pakai behel untuk narik gigi ke belakang eh ini narik ke depan. Fiuh..
Tiba-tiba dokter arya berkata ke saya "Kok diem aja sih, kaya orang ling lung gitu" Huahahaha, gubrak. kebayang gak sih lo takutnya kaya apa saya waktu itu ngebayangin semuanya. Gila aja masih ditanya kaya gitu..hahahaha..Saya dengan polosnya menjawab "Ngeri dok" hahahahha..dokter arya tertawa "Gak usah dibayangin, dijalanin aja nanti gak papa, dokternya ahli-ahli kok. Yuk sekarang ikut saya, saya periksa dulu"
Saya mengikuti dokter arya menuju satu ruangan. Disana saya diperiksa tekanan darahnya, dan hasilnya agak rendah mungkin karena ketakutan, kemudian diukur suhu badannya, dingin booo karena takut juga,hahaha..Lalu detak jantungnya, hahaha gausah saya jelasin tau lah ya kaya gimana. Next, berat badan dan tinggi badan. "Duh berat badannya ditambah ya, ini kurang sekali" Maklum lah, hampir sebulan saya tidak makan nasi. Terakhir, diambil foto mulutnya pakai camdig, menutup sesi pemeriksaan ini drg. arya bilang "Pasang muka paling manis saya ambil fotonya" Dan gila aku nurut aja saking ling lung nya, hahahha.. Buat apa coba foto yg satu ini, sampai beres operasi juga gak nongol buat apa-apa tuh foto manis ini..wkwkwkwk..
Kami keluar kembali. Saya kembali duduk disebelah ibu saya berhadapan dengan drg. arya. Saya diminta untuk mengisi beberapa data. Salah satunya saya diminta memilih antara angka 1 sampai 10 untuk menggambarkan tingkat kesakitan yang saya rasakan. Saya memilih angka 8. Drg. Arya meyakinkan ke saya "Ini yakin di angka 8? Disini, 5 itu sakit. 7 itu sakiiiitttt. Kalau 8 itu berarti sakiiiittt banget." Saya menjawab "Ya emang sakiiiiiiittt banget dok" hahaha.. "Oke" kata dokter. "Data saya terima, saya segera mendiskusikan dengan dokter yang lain, kami harus melakukan pembahasan, dan juga menentukan dokter siapa yang ahli di bidang ini yang akan memberi tretment nantinya. Kemudian setelah diputuskan kami akan menghubungi via telpon." Setelah itu kami pun pulang. Kami tinggal menunggu kabar dari dokter arya. Yah kembali harus bergelut dengan rasa sakit dan guling-guling tiap malam.
*Bersambung ke Odontectomy Part2*



No comments:

Post a Comment