Tuesday 13 November 2012

mindset sebagian besar orang Indonesia =>>bekerja

Setelah secara resmi dinyatakan lulus dengan gelar S.Pd. usai menempuh kuliah S1 saya selama kurang lebih 3,5 tahun pada bulan Maret 2012 saya pun mulai melancarkan mimpi-mimpi saya. Mencari modal untuk mendirikan sebuah usaha. Itu lah salah satu cita-cita saya, menjadi seorang pengusaha. Alhamdulillah tidak lama setelah lulus saya mendapat tawaran job menjadi guide dalam event interhash 2012 yang diselenggarakan di Borobudur. Lumayan mendapat sedikit suntikan modal dari sana selain telah memiliki sedikit modal yang saya dapatkan dari hasil membuat proposal PKM yang didanai oleh Dikti. Teman-teman yang lain usai menerima upah menjadi guide langsung pergi berlibur ke Karimunjawa, namun saya memakai uang yang saya dapat untuk membeli meja dan kursi. Yah sedikit miris memang, yang lain bersenang-senang dan saya harus prihatin seperti itu, tapi tekad saya untuk mendirikan sebuah Bimbingan Belajar memang sudah bulat. Akhirnya dengan masih mendompleng di rumah orang tua saya membuka Bimbel Merasindo di depan rumah. Satu bulan berjalan saya merasa kasihan dengan anak-anak didik saya harus belajar dengan suasana yang mungkin agak kurang nyaman bagi mereka hingga akhirnya saya pun menyewa rumah sendiri. Alhamdulillah, semua ketelatenan mulai menampakkan hasil. Murid semakin banyak berdatangan. Saya berharap sekali Bimbel merasindo akan semakin berkembang.
Tapi yang saya herankan, dari semenjak saya lulus pasti orang-orang yang bertemu selalu melancarkan pertanyaan yang kurang lebih artinya sama, Yaitu "KERJA DIMANA SEKARANG??". Well, kenapa pertanyaannya selalu seperti itu? Apa memang mindset kebanyakan orang Indonesia itu adalah menjadi pekerja bagi orang lain? Bagaimana lapangan pekerjaan tidak habis kalau seperti itu caranya. Kenapa orang-orang tidak bertanya dengan pertanyaan "KEGIATANNYA APA SEKARANG?" atau "BISNIS APA SEKARANG?". Hmm, just think about it. I hope everyone who read this post can open their mind and change their mindset.

Monday 12 November 2012

perpisahan ada karena diawali sebuah pertemuan

Sedih memang. Saat sebuah kata perpisahan hadir dalam hidup kita. Tapi itulah resiko dari sebuah pertemuan. Rabu (31/10/2012) kelas terakhir Smart English Magelang. Murid terakhir hari itu adalah Rahma Noor A. Dia menjalani Final Test susulan dengan teacher Miss Iga (it means me). Disela-sela mengerjakan soal final yang saya bikin sendiri secara mendadak karena semua soal sudah diangkut dan dibersihkan dia pun bertanya "Miss ini berarti final terakhir ya?" saya pun hanya bisa tersenyum dan menjawab "Iya sayang, dikerjain dengan baik ya biar nilainya 100." Dia pun kembali mengerjakan hingga selesai. Kemudian saya nilai dan nilainya 100 bulat. Langsung saya masukkan nilai itu ke dalam report book sekalian dan saya serahkan kepada Rahma. Rahma pun berkata "Ini berarti raport terakhir ya Miss?". Kembali saya timpali dengan nada yang sama "Iya sayang". Kemudian Dia pun mengatakan suatu hal yang simpel tapi dari ekspresinya membuat hati sedikit sedih, Dia berkata "Berarti ini kenang-kenangan dong Miss". "Iya sayang, disimpan baik-baik ya. Jangan lupa harus tetap semangat belajar ya." kata saya memberi semangat. "Udah yuk, kantornya udah mau tutup sayang. Kita pulang yuk." kata saya. Rahma pun menjabat dan mencium tangan saya kemudian berkata "Terus kita kapan ketemu lagi Miss?". Sebuah pertanyaan yang agak sulit untuk saya timpali, dan akhirnya hanya bisa saya jawab dengan "Kapan-kapan ya sayang" sambil tersenyum menenangkan.